![]() |
| Ilustrasi Hasil Rontgen Kepala |
Hasil rontgen Kepala Korban
Di lansir dari VIVA.co.id Hasil rontgen menunjukkan, JJ mengalami trauma kranium akibat retak halus pada bagian kepala. "Memang dianjurkan untuk CT Scan wajah lagi," kata tenaga medis yang periksa korban.
Dalam surat keterangan hasil pemeriksaan radiologi, tertulis beberapa keterangan medis terdapat suspek garis faktur hairline di Os Zygoma kiri dengan penebalan jaringan di sekitarnya.
Sehingga dokter bedah menyarankan anak korban diperiksa lagi dengan CT Scan wajah rekonstruksi 3D non kontras. "Kami tadi bawa hasil rontgennya. Kami besok harus ke rumah sakit lagi. Tadi ada kasih obat dari dokter untuk obat pusing," tutup Kampianus.
Sumber: VIVA.co.id
Kronologi Siswa SD Di NTT Nyaris Meregang Nyawa Di Tangan Gurunya
Sebelumnya diberitakan bahwa Seorang siswa sekolah dasar (SD) berinisial JJ diduga menjadi korban pemukulan oleh guru berinisial AD. Siswa SDI Muwur di Kecamatan Rahong Utara, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu dipukul kepalanya hingga pingsan.
Ibu korban, Ester Dimut, mengungkapkan anaknya sempat tak sadarkan diri selama dua jam. JJ kemudian dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Ruteng untuk menjalani rontgen. ungkap Ester melalui sambungan telepon, Rabu (19/2/2025) sore.
Ester mengatakan anaknya itu terjatuh setelah diduga dipukul oleh gurunya di ruang kelas sekolah tersebut. Sontak, kepala JJ mengenai meja di belakangnya saat tersungkur.
Dugaan pemukulan itu terjadi di ruang kelas pada Selasa (18/2/2025) pagi. Sebelum pemukulan itu, Ester berujar, ruangan tersebut riuh lantaran sejumlah siswa bernyanyi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
AD rupanya sudah mendengar keriuhan para siswanya di ruang kelas itu. Tiba di dalam kelas, Ester melanjutkan, AD menanyakan siswa yang bernyanyi.
Menurut Ester, JJ sempat membantah dirinya bernyanyi sebelum pelajaran dimulai. Dia menyebut JJ sedang sibuk menulis saat teman-temannya bernyanyi. AD mengabaikan bantahan itu, lalu memukul kepala JJ hingga pingsan.
Ester menuding AD tak menolong JJ saat pingsan. Ia menyebut AD justru pergi dan masuk ke ruang kelas lain. JJ kemudian ditolong guru-guru lain di sekolah tersebut. Tak lama kemudian, dua orang bidan datang ke sekolah untuk memeriksa kondisi JJ.
Ester mengatakan anaknya terus mengeluh pusing seusai dipukuli oleh gurunya. Di sisi lain, ia belum melaporkan dugaan penganiayaan itu ke polisi. Ester mempertimbangkan untuk melapor setelah mendapat hasil rontgen kepala JJ.
Kepsek Bela Terduga Pelaku
Kepala SDI Muwur, Ignasius Arifin, membantah AD memukul JJ hingga pingsan. Menurut Ignasius, JJ mengaku mengalami pusing hingga istirahat di ruang kerjanya sebelum pulang ke rumah. Kronologi kejadian versi Ignas tersebut berbeda dengan yang disampaikan Ester.
"Tidak seperti itu (AD tidak memukul JJ hingga pingsan)," tegas Ignasius melalui sambungan telpon.
Menurut Ignasius, AD hanya mencubit dan menjitak kepala JJ setelah sejumlah siswa di ruang kelas itu bernyanyi saat AD sedang mengajar mereka. Ia menyebut tindakan AD terhadap JJ dan siswa lainnya sebagai tanda kasih seorang guru kepada murid-muridnya.
"Namanya guru, seperti orang tua tidak mau kalau perilaku anak seperti itu. Kemarin itu bukan dipukul, itu cubit dengan kasih toki (ketok) sedikit kepala. Ya sentuhan kasih menurut kami guru, tidak ada benci. Bukan pingsan tapi pusing," jelas Ignasius.
Seusai dicubit oleh AD, Ignasius melanjutkan, JJ tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar. JJ disebutnya baru mengeluh pusing pada jam istirahat. Didampingi seorang guru, JJ kemudian berjalan kaki ke ruangan Ignasius.
"Dari kelas ke kantor jalan sendiri didampingi satu guru, (JJ) bilang masih pusing," ujarnya.
Ignasius mengungkapkan dirinya juga membelikan roti untuk JJ. Ia menduga anak didiknya itu mengeluh pusing karena belum sarapan. Menurut Ignasius, JJ selalu menjawab setiap pertanyaan yang diajukannya.
Selama beristirahat di ruangan Ignasius, JJ masih terus mengeluh pusing hingga menangis. Ignasius kemudian memanggil tenaga medis untuk mengukur tekanan darah JJ. Setelah diperiksa tenaga medis, tensinya normal. Karena masih mengeluh pusing, JJ diberikan obat antinyeri oleh tenaga medis tersebut.
Ignasius tak mengizinkan JJ pulang lebih awal karena tak ada orang di rumahnya. JJ kemudian pulang ke rumah bersama siswa lainnya saat jam sekolah selesai. Ignasius mengaku sudah menyampaikan klarifikasi terkait peristiwa itu ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai
Sumber : Detik Bali. Com

