Dia Yang Gorok Leher Aprion, Ternyata Ini Arti Tato Di Lehernya, Pantas Jahanam

Dia Yang Gorok Leher Aprion, Ternyata Ini Arti Tato Di Lehernya, Pantas Jahanam

  

Dia Yang Potong Leher Aprian, Ternyata Ini Arti Tato Di Lehernya, Pantas Kejam Biadab

Pelaku pembunuhan sekaligus eksekutor Aprion Boru sudah ditangkap polisi.

Diduga, dia adalah anggota dari salah satu perguruan di Kupang.

Yang jadi fokus warganet juga adalah punya tato di leher yang memiliki arti khusus dalam perguruan mereka.

Tato ditulis dalam sebuah bahasa yang artinya, "Satu Sakit, Semua Rasa".

Rupanya inilah yang menjadi dorongan kesetiakawanan dalam organisasi mereka.

Karena itulah membunuh pun mereka lakukan.

Sebelumnya diberitakan, bahwa menurut keterangan polisi, pembunuhan itu picu ketersinggungan.

Dimana, korban mengenakan baju khas perguruan mereka, padahal korban bukan anggota perguruan. 

Maka dari itu para pelaku tersinggung. Dimana sebelum kejadian mereka minum mabuk sama sama di kelapa lima.

Dalam keadaan mabuk, mereka bawa korban dari tempat minum mabuk di kelapa lima sampai jalan baru manulai 2, lalu dibacok di tenggorokan hingga nyaris putus.






Lihat vidio >>> disini

Akhirnya polisi menangkap lagi dua pemuda yakni GA dan SO karena diduga sebagai eksekutor Aprian Boru yang tewas dengan kondisi Lehernya Nyaris Putus ditemukan di wilayah Alak Kota Kupang.

Mereka ditangkap di wilayah Ayotupas TTS atas kerjasama antara Polres TTS dan Polres Kupang Kota. Polisi menangkap 

Sebelumnya, Polres Kupang Kota juga telah menangkap S dan E yang diduga juga terlibat. Ditangkap karna diduga terlibat dalam pembunuhaN Aprion Boru di Wilayah Alak Kota Kupang NTT.

Mereka diduga terlibat dalam kasus pembacokkan terhadap Aprian Boru (27) hingga tewas mengenaskan dengan leher nyaris putus di dalam hutan RT 10, RW 20, Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). S dan E ditangkap pada Senin (10/3/2025) malam.

"Dua orang sudah diamankan. Anggota sedang memintai keterangan dari mereka,"
Aldinan menjelaskan S dan E masih diperiksa sebagai saksi. Namun, mereka juga bisa jadi calon tersangka. Sebab, saat itu mereka mengetahui dan turut serta ke tempat kejadian perkara (TKP) hingga terjadinya kasus pembunuhan itu.

Saat ini, Aldinan berujar, polisi masih memburu dua orang pria sebagai pelaku utama yang telah melarikan diri ke Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Lihat vidio >>> disini

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kupang 030, Ady Ndiy, membenarkan S dan E, serta dua orang yang masih dalam pengejaran itu merupakan anggota PSHT.

Menurut Ady, sejak kasus tersebut terjadi pada Sabtu (9/3/2025), PSHT Cabang Kupang 030 menaruh atensi besar. Dia tak menyangka ada keterlibatan anggota PSHT sebagai pelaku utama.
Lihat vidio >>> disini
"Oknum yang adalah anggota PSHT, itu saya pikir tidak harus ditutup-tutupi lagi dan setelah kami cek, beruntung mereka bukan anggota PSHT di sini," jelas pria yang merupakan pendeta itu.

Dia menerangkan aksi para pelaku itu sangat keji, kejahatan luar bisa, tidak berperikemanusiaan. Atas nama organisasi PSHT, dia mendukung penuh polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut secara transparan. Untuk itu, Ady meminta aparat penegak hukum agar menghukum mati para pelaku yang terlibat dalam pembunuhan terhadap Aprian

Ady meminta setiap pengurus cabang PSHT di NTT agar mendukung kepolisian untuk memberi informasi terkait keberadaan para pelaku. Hal itu bertujuan untuk memudahkan polisi dalam melakukan penangkapan.
Smber : Detik Bali