Jahaman, Begini Cara Mereka Beraksi, Ternyata Korban Tidak Langsung Dieksekusi

Jahaman, Begini Cara Mereka Beraksi, Ternyata Korban Tidak Langsung Dieksekusi

 

Jahaman, Begini Cara Mereka Beraksi, Ternyata Korban Tidak Langsung Dieksekusi di tempat minum mabuk di kelapa lima. Mereka, para pelaku, awalnya minum mabuk sama-sama di kelapa Lima, di sebuah kos-kosan. Namun, terjadi ketersinggungan antara para pelaku dan korban, Aprian Boru.

Para pelaku marah karena korban mengenakan baju yang identik dengan perguruan PSHT, padahal korban bukan anggota. Itulah yang buat para pelaku tersinggung. 

Maka dari itu, sekitar jam 12 malam, para pelaku cari cara untuk ajak korban ke tempat lain. "Mari kita pergi angin segar". ajakan salah pelaku. Korban pun ikut dengan para pelaku. 

Mereka membawa korban keliling, di beberapa tempat. Para pelaku mencari tempat yang sepi dan aman untuk beraksi. 

Tiba di jalan baru Penkase, mereka membawa korban hingga TKP. Tempat yang sepi pada malam itu. Lalu terjadi pertengkaran. Korban pun digorok lehernya dari bagian tenggorokkan. Hingga nyaris putus. 

Begitulah para pelaku biadab ini berkasi membunuh Aprian. 

Berikut 9 Fakta Pembunuhan Di Alak Kupang, 2 Pelaku Diburu Polisi, Dari Perguruan

1. Polisi Kantongi Identitas Pelaku 

Polisi telah mengantongi identitas dua orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap korban.

Identitas dua pelaku itu terungkap setelah Satreskrim Polresta Kupang Kota melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Polisi mengamankan barang bukti berupa sebilah parang, CCTV, vape, handphone, dan baju milik Aprion.


2. Pelaku dua orang
Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Aldinan RJH Manurung memastikan para pelaku itu berjumlah dua orang. Korban diduga kuat dibacok oleh dua pria. Kejadian itu sudah ada titik terang setelah polisi memeriksa saksi-saksi  mengenai rangkaian kasusnya hingga terjadinya pembunuhan.

3. Miras Sebelum dibunuh
Sebelum kejadian, korban terlibat pesta minuman keras (miras) jenis sopi bersama para pelaku.


4. Awal Koban Dijemput
Korban dijemput oleh saah satu pelaku untuk pesta miras di sebuah kos-kosan di Kelurahan/Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang pada Jumat (7/3/2025) malam.

5. Dieksekuasi Tengah Malam
Jelang subuh atau sekitar pukul 00.00 Wita, salah para pelaku itu mengajak Aprian untuk pergi jalan-jalan dengan modus cari angin menggunakan dua sepeda motor.

6. Pelaku Ambil Parang
Dalam perjalanan, salah satu pelaku berhenti dengan sepeda motornya di tempat kerjanya untuk mengambil parang.


7. Dieksekusi Di Wilayah ALak
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak.
Setelah di lokasi, di situlah korban dieksekusi (dibacok) dengan parang yang telah dibawanya.  Leher korban nyaris putus.


8. Bisa Ada Tersangka Lain
Polisi tak menutup kemungkinan adanya tersangka lain dari dua orang saksi yang telah diperiksa.




9. Anggota Perguruan
Disuga ada ketersinggunan dari para pelaku. Sebab, saat pesta miras itu korban sedang mengenakan kaos berlogo salah satu organisasi perguruan. Namun sebenarnya korban bukan anggota dari perguruan. Sehingga para pelaku diduga tak terima kalau korban mengenakan baju perguruan mereka.

Para Pelaku

Dia Yang Potong Leher Aprian, Ternyata Ini Arti Tato Di Lehernya, Pantas Kejam Biadab

Pelaku pembunuhan sekaligus eksekutor Aprion Boru sudah ditangkap polisi.

Diduga, dia adalah anggota dari salah satu perguruan di Kupang.

Yang jadi fokus warganet juga adalah punya tato di leher yang memiliki arti khusus dalam perguruan mereka.

Tato ditulis dalam sebuah bahasa yang artinya, "Satu Sakit, Semua Rasa".

Rupanya inilah yang menjadi dorongan kesetiakawanan dalam organisasi mereka.

Karena itulah membunuh pun mereka lakukan.

Sebelumnya diberitakan, bahwa menurut keterangan polisi, pembunuhan itu picu ketersinggungan.

Dimana, korban mengenakan baju khas perguruan mereka, padahal korban bukan anggota perguruan. 

Maka dari itu para pelaku tersinggung. Dimana sebelum kejadian mereka minum mabuk sama sama di kelapa lima.

Dalam keadaan mabuk, mereka bawa korban dari tempat minum mabuk di kelapa lima sampai jalan baru manulai 2, lalu dibacok di tenggorokan hingga nyaris putus.






Lihat vidio >>> disini

Akhirnya polisi menangkap lagi dua pemuda yakni GA dan SO karena diduga sebagai eksekutor Aprian Boru yang tewas dengan kondisi Lehernya Nyaris Putus ditemukan di wilayah Alak Kota Kupang.

Mereka ditangkap di wilayah Ayotupas TTS atas kerjasama antara Polres TTS dan Polres Kupang Kota. Polisi menangkap 

Sebelumnya, Polres Kupang Kota juga telah menangkap S dan E yang diduga juga terlibat. Ditangkap karna diduga terlibat dalam pembunuhaN Aprion Boru di Wilayah Alak Kota Kupang NTT.

Mereka diduga terlibat dalam kasus pembacokkan terhadap Aprian Boru (27) hingga tewas mengenaskan dengan leher nyaris putus di dalam hutan RT 10, RW 20, Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). S dan E ditangkap pada Senin (10/3/2025) malam.

"Dua orang sudah diamankan. Anggota sedang memintai keterangan dari mereka,"
Aldinan menjelaskan S dan E masih diperiksa sebagai saksi. Namun, mereka juga bisa jadi calon tersangka. Sebab, saat itu mereka mengetahui dan turut serta ke tempat kejadian perkara (TKP) hingga terjadinya kasus pembunuhan itu.

Saat ini, Aldinan berujar, polisi masih memburu dua orang pria sebagai pelaku utama yang telah melarikan diri ke Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Lihat vidio >>> disini

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kupang 030, Ady Ndiy, membenarkan S dan E, serta dua orang yang masih dalam pengejaran itu merupakan anggota PSHT.

Menurut Ady, sejak kasus tersebut terjadi pada Sabtu (9/3/2025), PSHT Cabang Kupang 030 menaruh atensi besar. Dia tak menyangka ada keterlibatan anggota PSHT sebagai pelaku utama.
Lihat vidio >>> disini
"Oknum yang adalah anggota PSHT, itu saya pikir tidak harus ditutup-tutupi lagi dan setelah kami cek, beruntung mereka bukan anggota PSHT di sini," jelas pria yang merupakan pendeta itu.

Dia menerangkan aksi para pelaku itu sangat keji, kejahatan luar bisa, tidak berperikemanusiaan. Atas nama organisasi PSHT, dia mendukung penuh polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut secara transparan. Untuk itu, Ady meminta aparat penegak hukum agar menghukum mati para pelaku yang terlibat dalam pembunuhan terhadap Aprian

Ady meminta setiap pengurus cabang PSHT di NTT agar mendukung kepolisian untuk memberi informasi terkait keberadaan para pelaku. Hal itu bertujuan untuk memudahkan polisi dalam melakukan penangkapan.
Smber : Detik Bali